MENIKMATI HIJAUNYA HUTAN MANGROVE DI KOTA METROPOLITAN

8:08 AM

Sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia, Surabaya ternyata juga memiliki kawasan hijau ditengah maju dan pesatnya pertumbuhan kota ini. Tidak hanya pusat perbelanjaan yang terkenal banyak dan juga besar, gedung-gedungnya yang megah dan menjulang tinggi, kawasan hijau juga bisa kita dapati dengan mudah ditengah kota ini. Taman kota yang tersebar diberbagai tempat tentu saja sangat membantu bagi kita yang menginginkan udara segar ditengah hiruk pikuknya kota. Keberadaan taman kota ini diharapkan mampu mengurangi hawa panas dari kota Surabaya.

Selain taman kota, Surabaya dibagian timur tepatnya di Wonorejo, terdapat kawasan wisata hutan mangrove yang hijau dan cukup sejuk. Ekowisata Mangrove ini berada di Jalan Raya Wonorejo No.1, Rungkut.

Kebetulan saat saya pulang kampung ke Surabaya karena sekarang saya menetap di kota Palembang, saya dan partner berencana menghabiskan akhir pekan ke Ekowisata Mangrove Wonorejo ini. Kami memilih untuk berangkat mengendarai motor pada pagi hari karena masih terasa cukup teduh udara Surabaya saat itu.
Untuk menuju ke Ekowisata Mangrove ini, dari Surabaya kota bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun mobil. Selain jalan darat, hutan mangrove ini juga bisa dilalui dengan kapal-kapal bermuatan 8 orang maupun lebih dari itu. Sayangnya karena saya memakai kendaraan pribadi, jadi kurang tahu mengenai harga akomodasi menggunakan kapal.

Dari rumah saya di Sidotopo Wetan, perjalanan saya tempuh lebih kurang 40 menit. Akses jalan diperkampungan yang sempit dan juga banyak lubang tentunya membuat gerah ditambah juga hawa panas. Tapi rasa penat diperjalanan akan terbayar ketika sampai disana.
Cukup dengan membayar 2000 rupiah untuk parkiran motor, kita sudah bisa memasuki kawasan ini. Karena lelah dari perjalanan, saya beristirahat sejenak dengan membeli minuman yang dijual di sekitar pintu masuk. Tersedia juga gazebo yang diperuntukan para wisatawan beristirahat disini, tak perlu khawatir jika merasa lapar ataupun haus karena disini terdapat banyak penjual makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

"Mas itu apa?" kata Gyt sembari menunjuk ke pedagang makanan yang sedang ramai pembelinya.
"Oh itu, namanya pentol kalo disini". Jawaban ini ternyata tidak cukup membuatnya puas, lalu ia menghampiri pedagang tersebut dan membeli seporsi pentol. Melihat makanan legendaris ini rasanya rindu masa kecil yang senang sekali membeli pentol bersama teman-teman sebaya.
"Aduh, panas, pedes juga ini mas". Melihatnya merasa kepedasan, saya pun tekekeh.
Setelah melepas rasa lelah, saya melanjutkan perjalanan wisata dengan melawati jalan setapak yang dibuat menyerupai jembatan dari papan kayu. Tidak hanya pemandangan alam yang bisa kita nikmati disini, kita bisa melihat berbagai jenis tanaman hijau yang tumbuh dihutan mangrove ini, kicauan dan berbagai jenis burung yang berterbangan dihutan bakau ini juga bisa kita lihat secara langsung.

Karena keindahan alamnya, lokasi ini kerap dimanfaatkan untuk berfoto-foto ria para muda-mudi maupun foto prewedding. Sayapun tidak melewatkan momen ini, selain menikmati sejuknya hutan mangrove ini, saya dan Gyt mengabadikan banyak foto di lokasi ini.
Setelah melewati jalan setapak, masih ada lokasi lain di Ekowisata Mangrove Wonorejo ini, seperti
jogging track, lokasi pemancingan, tempat beristirahat dan menikmati kuliner juga terdapat dibagian dalam Ekowisata ini. Jangan khawatir, untuk fasilitas lain sudah tersedia disini seperti toilet umum dan juga musholla. Keluar dari jalan setapak tadi, saya menemukan bangkai kapal dipinggir sungai. Karena partner saya yang hobi cekrak-cekrek jadi tempat yang menurutnya menarik tak luput dijadikan objek foto.

Oh ya ini sungai yang terdapat dihutan mangrove Wonorejo, aliran air yang tenang mampu memberikan rasa tenang didalam diri yang penat dengan berbagai aktifitas.
Sebelum memasuki jogging track, tak hanya bangkai kapal atau sungai yang bisa kita lihat, ada juga ular besar yang dimasukan didalam kandang yang mugkin terbuat dari kawat, saya tak terlalu memperhatikan karena tidak menyukai hewan melata tersebut, beda dengan partner saya yang malah penasaran dan mendekati ular itu.
Untuk dapat masuk kedalam jogging track hanya perlu merogoh kocek 2000 rupiah untuk 1 orang. Ada sepasang kera besar disini yang menjadi pusat perhatian para pengunjung sebelum memasuki kawasan jogging track.
Di depan pintu masuk jogging track juga terdapat beberapa gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk duduk dan beristirahat sejenak setelah mengeksplor kawasan hutan mangrove ini.

Kawasan jogging track  ini buka dari pagi pukul 8:00 pagi hingga sore hari pukul 16:00 WIB.
Setelah puas berkeliling dan berfoto ria, kami pun melanjutkan perjalan pulang. Semoga nanti saat saya pulang kampung, saya bisa mengeksplor tempat wisata alam lainnya di kota kelahiran saya, Surabaya.

Tulisan ini dicopy dari blog lama saya yang lupa password, http://jhonandthejourney.blogspot.co.id/2016/03/menikmati-hijaunya-hutan-mangrove-di.html

You Might Also Like

0 comments

Subscribe